Secara administratif pulau Madura yang dulunya tergabung dalam sebuah ex karesidenan Madura dengan ibu kota Pamekasan merupakan salah satu bagian dari Propinsi Jawa Timur.
Ex Karesidenan Madura ini secara administratif dibagi selain 4 kabupaten yaitu Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep selain 4 kabupaten tersebut pulau Madura juga mempunyai kawasan kepulauan sebanyak 77 pulau semuanya terletak di Kabupaten Sumenenp dan hanya satu di Kabupaten sampang.
Wilayah administrasi pulau Madura terdiri dari:
WILAYAH ADMINISTRASI
No | Keterangan | Bangkalan | Sampang | Pamekasan | Sumenep | Jumlah |
1 | Pembantu Bupati | 5 | 4 | 4 | 7 | 20 |
2 | Kecamatan | 18 | 12 | 13 | 25 | 68 |
3 | Kelurahan | 11 | 6 | 5 | 4 | 26 |
4 | Desa | 273 | 180 | 178 | 328 | 959 |
Sumber: Jawa Timur Membangun, 1993 |
Pulau Madura terletak di timur laut Jawa kurang lebih 7 sebelah selatan dari khatulistiwa diantara 112 dan 114 bujur timur. Luas Pulau Madura 4.887 Km2,. Panjangnya kurang lebih 190 Km dan jarak yang terlebar 40 Km. Pantai utara merupakan suatu garis panjang yang hampir lurus. Pantai selatannya di bagian timur mempunyai dua teluk yang besar terlindung oleh pulau-pulau, gundukan pasir dan batu-batu karang.
Batas-batas administrasi Pulau Madura adalah:
- Batas sebelah utara: Laut Jawa
- Batas sebelah selatan: Selat Madura
- Batas sebelah timur: Laut Jawa
- Batas sebelah barat: Selat Madura
Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di bagian selatan dan semakin kearah utara tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain itu juga merupakan dataran tinggi tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan kering. Iklim di daerah ini adalah tropis dengan suhu rata-rata 26,90C. Musim kemarau kering rata-rata 2-4 bulan atau pada musim kemarau panjang 4-5 bulan. Curah hujan rata-rata antara 1500 - 200 mm dengan jumlah hari hujan sekitar 88 hari pertahun. Suhu udara maksimum rata-rata 30,50C. Kelembaban rata-rata 79 %.
Komposisi tanah dan curah hujan yang tidak sama dilereng-lereng yang tinggi letaknya justru terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng yang rendah malah kekurangan dengan demikian mengakibatkan Madura kurang memiliki tanah yang subur.
Secara geologis Madura merupakan kelanjutan bagian utara Jawa, kelanjutan dari pengunungan kapur yang terletak di sebelah utara dan di sebelah selatan lembah solo. Bukit-bukit kapur di Madura merupakan bukit-bukit yang lebih rendah, lebih kasar dan lebih bulat daripada bukit-bukit di Jawa dan letaknyapun lebih bergabung. Penggunaan tanah di Madura terdiri dari:
1. | Baku sawah resmi (PU): |
- Sawah tehnis | : 133.53 km2 |
- Sawah non tehnis | : 38,49 km2 |
- Sawah sederhana | : 17,74 km2 |
2. | Baku sawah tidak resmi (non PU): |
- Sawah tehnis | : 67,69 km2 |
- Sawah non tehnis | : 8,76 km2 |
- Sawah sederhana | : 6,68 km2 |
3. | Sawah tadah hujan | : 603,70 km2 |
4. | Tegal | : 2,463,20 km2 |
5. | Permukiman | : 460,11 km2 |
6. | Perkebunan | : 354,49 km2 |
7. | Kawasan hutan | : 504,15 km2 |
8. | Kolam ikan | : 129,61 km2 |
9. | Lain-lain | : 100,61 km2 |
KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk 1990 di Madura adalah 3.005,924 jiwa. Masing-masing kabupaten seperti yang tercantum dalam tabel 2 berjumlah 628,308 untuk Pamekasan dan yang terbanyak kabupaten Sumenep 933.741. Jumlah ini adalah mereka yang berdomisili di Pulau Madura sendiri, sedangkan mereka yang tinggal di luar pulau suku Madura diperkirakan jumlahnya dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang berdomisili di Pulau Madura. Tingkat pertumbuhan penduduk di Madura termasuk rendah terutama untuk daerah Sumenep dan Bangkalan, selama periode 1980-1990, masing-masing 0,87 dan 0,89% per tahun. Sedangkan Sampang dan Pamekasan angka pertumbuhan penduduknya selama periode yang sama masih lebih tinggi dari angka pertumbuhan Jawa Timur di mana pada periode 1980-1990 masing-masing 1,52 dan 1,54% per tahun, sedangkan untuk Jawa Timur secara keseluruhan hanya 0,98%. Angka pertumbuhan penduduk yang lebih rendah dari angka pertumbuhan Jawa Timur adalah Bangkalan dan Sumenep, hal ini diduga karena dari kedua daerah ini kemungkinan untuk bermigrasi ke Jawa lebih muda, Bangkalan secara geografis adalah daerah yang paling dekat dengan Surabaya, sedangkan Sumenep tersedia transportasi ke Panarukan, dengan demikian angka migrasi dari dua derah ini cukup besar.
Pamekasan dan Sampang adalah dua kabupaten yang keikut sertaannya dalam keluarga berencana masih kuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar